Istilah kopi luwak hanyalah merupakan istilah saja. Karena sebenarnya istilah ini muncul karena kopi ini diambil dari sisa kotoran luwak atau musang kelapa. Karena ini merupakan hal lain maka orang membesar-besarkan dan bahkan meyakini bahwa kopi ini memiliki rasa yang berbeda dari yang lain. Kopi ini sebenarnya sudah melalui pencernaan luwak. Karena ini merupakan yang aneh maka orang memperhatikannya makanya jadilah kopi luwak terkenal. Terkenal di Asia Tenggara bahkan dunia. Maka tidak heran kopi luwak bisa mencapai USD 100 per 450 gram.
Sumber gb. www.google.com
Sumber gb. www.google.com
Namun demikian tidak semua orang meyakini hal ini. Tetapi biasanya hanya orang yang berduitlah yang banyak mencobah. Disamping itu golongan sebagian kaum muslimin menganggap ini adalah hal yang tidak wajar. Karena dia merupakan kotoran. Kotoran itu sendiri adalah najis. Berikut ini beberapa kajian dan kandungan nilai gizi kopi luwak.
- Dari segi kajian pendapat ulama disimpulkan bahwa kopi luwak adalah bersih dan bukan najis isi kesimpulannya
"Terlepas dari perselisihan ulama tentang musang apakah haram ataukah tidak, dan terlepas dari perselisihan ulama apakah kotoran hewan itu najis ataukah tidak, kami berpendapat bahwa biji kopi luwak yang bercampur dengan kotoran kalau memang sudah dibersihkan maka hukumnya adalah suci dan halal. Barang siapa yang mengharamkan maka dia dituntut untuk mendatangkan dalil yang akurat.
Tentu saja saya sebagai penulis tidak bisa juga memaksakan untuk mengatakan bahwa itu halal secara mutlak karena ada juga ulama yang mengatakan bahwa kopi luwak adalah haram. Jadi ikuti saja sesuai keyakinan saudara. Tentu saja kita mengkaji sesuai dengan tuntunan syaria dan kajian ilmiah.
- Dari segi kesehatan dan kandungan gizi kopi luwak.
Kopi luwak tentunya memiliki juga nilai gizi. Hal ini terjadi karena adanya terjadi reaksi kimia dalam perut luwak. Tentunya reaksi terjadi karena dalam tubuh luwak ada semacam enzim yang tentunya bisa merubah komposisi kandungan kimia dalam biji kopi asli. Perubahan zat tersebut juga akan mempengaruhi aroma.
" Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah kafein, karakteristik proksimat (protein dan lemak) dan rasa dan aroma antara kopi luwak dan kopi biasa dari jenis arabika (Cafeea arabica. L) dan robusta (Cafeea canephora. L). Perlakuan penelitian yakni A1 (luwak robusta), A2 (luwak arabika), B1 (robusta biasa) dan B2 (arabika biasa). Parameter penelitian yaitu pengujian organoleptik pada rasa (metode hedonik) dan aroma (metode ranking), analisa kafein dan uji proksimat berupa analisa protein dan analisa lemak. Pengolahan data menggunakan metode T-Test dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan kadar kafein pada kopi luwak lebih rendah dibandingkan dengan kopi biasa, dengan presentasi kopi luwak robusta (A1) 1,77% dan kopi luwak arabika (A2) 1,74%, sedangkan pada kopi robusta biasa (B1) 1,91% dan kopi arabika biasa (B2) 1,85%. Kadar protein pada kopi luwak lebih rendah dibandingkan dengan kopi biasa, dengan presentasi kopi luwak robusta (A1) 16,23% dan kopi luwak arabika (A2) 14,84%, sedangkan pada kopi robusta biasa (B1) 18,34% dan kopi arabika biasa (B2) 16,72%. Kadar lemak pada kopi luwak lebih tinggi dibandingkan dengan kopi biasa, dengan presentasi kopi luwak robusta (A1) 18,45% dan kopi luwak arabika (A2) 19,76%, sedangkan pada kopi robusta biasa (B1) 16,41% dan kopi arabika biasa (B2) 17,37%. Rasa kopi luwak lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan rasa kopi biasa, dengan presentasi kopi luwak robusta (A1) 3,69% dan kopi luwak arabika (A2) 3,76%, sedangkan pada kopi robusta biasa (B1) 2,87% dan kopi arabika biasa (B2) 3,55%. Aroma kopi luwak lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan aroma kopi biasa, dengan presentasi kopi luwak robusta (A1) 3,13% dan kopi luwak arabika (A2) 3,51%, sedangkan pada kopi robusta biasa (B1) 1,36% dan kopi arabika biasa (B2) 2,00% " sumber "
Daftar Isi:
Manfaat kopi luwak bagi kesehatan
Demikianlah kajian menurut hukum islam dan kajian ilmiyah yang dilakukan oleh Universitas Hasanuddin. Semoga bermanfaat.
- Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Unhas kandungan kimia dari kopi luwak dan kopi biasa:
" Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jumlah kafein, karakteristik proksimat (protein dan lemak) dan rasa dan aroma antara kopi luwak dan kopi biasa dari jenis arabika (Cafeea arabica. L) dan robusta (Cafeea canephora. L). Perlakuan penelitian yakni A1 (luwak robusta), A2 (luwak arabika), B1 (robusta biasa) dan B2 (arabika biasa). Parameter penelitian yaitu pengujian organoleptik pada rasa (metode hedonik) dan aroma (metode ranking), analisa kafein dan uji proksimat berupa analisa protein dan analisa lemak. Pengolahan data menggunakan metode T-Test dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan kadar kafein pada kopi luwak lebih rendah dibandingkan dengan kopi biasa, dengan presentasi kopi luwak robusta (A1) 1,77% dan kopi luwak arabika (A2) 1,74%, sedangkan pada kopi robusta biasa (B1) 1,91% dan kopi arabika biasa (B2) 1,85%. Kadar protein pada kopi luwak lebih rendah dibandingkan dengan kopi biasa, dengan presentasi kopi luwak robusta (A1) 16,23% dan kopi luwak arabika (A2) 14,84%, sedangkan pada kopi robusta biasa (B1) 18,34% dan kopi arabika biasa (B2) 16,72%. Kadar lemak pada kopi luwak lebih tinggi dibandingkan dengan kopi biasa, dengan presentasi kopi luwak robusta (A1) 18,45% dan kopi luwak arabika (A2) 19,76%, sedangkan pada kopi robusta biasa (B1) 16,41% dan kopi arabika biasa (B2) 17,37%. Rasa kopi luwak lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan rasa kopi biasa, dengan presentasi kopi luwak robusta (A1) 3,69% dan kopi luwak arabika (A2) 3,76%, sedangkan pada kopi robusta biasa (B1) 2,87% dan kopi arabika biasa (B2) 3,55%. Aroma kopi luwak lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan aroma kopi biasa, dengan presentasi kopi luwak robusta (A1) 3,13% dan kopi luwak arabika (A2) 3,51%, sedangkan pada kopi robusta biasa (B1) 1,36% dan kopi arabika biasa (B2) 2,00% " sumber "
Daftar Isi:
Manfaat kopi luwak bagi kesehatan
Demikianlah kajian menurut hukum islam dan kajian ilmiyah yang dilakukan oleh Universitas Hasanuddin. Semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment